LP3ES: Angka Golput Tembus 30%
Jakarta – Pemungutan suara di Pemilu 2009 memang telah berjalan cukup lancar. Namun di sisi lain, angka golongan putih terus meningkat secara signifikan. LP3ES bahkan mencatat golput di Pemilu 2009 memecahkan rekor dengan jumlah menembus angka 30%.
“Iya, yang paling tinggi sejak pemilu 1999. Pemilu saat ini angka golputnya 34% dibandingkan pemilu 2004 yang lalu sekitar 26%. Sedangkan pemilu 1999 sekitar 20%,” kata Wakil Direktur LP3ES Sudar D Atmanto kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (10/4).
Persentase tersebut, lanjut Sudar, tidak termasuk pemilih yang tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap. “Itu mereka yang terdaftar di DPT yang tidak mau datang tapi bisa lebih tinggi lagi kalau ditambah yang tidak masuk DPT. Kalau pemilu sekarang mungkin bisa lebih tinggi, bisa sampai 40%,” imbuhnya.
Ada beberapa hal, jelas Sudar, yang menjadi penyebab angka golput yang cukup tinggi. Pertama, masyarakat masih tidak mengetahui siapa calegnya. Mulai dari visi dan misinya sampai rekam jejak (track records). Ini, lanjutnya, yang dinamakan golput sadar
Selain itu, ujar Sudar, sosialisasi KPU mengenai pemilu ke masyarakat sangat minim. Jadi, hal ini menjadi tantangan bagi KPU dan pemerintah untuk memperbaiki DPT untuk Pilpres bulan Juni mendatang.
“Sekarang tidak hanya KPU. Proses pendataan bermula dari Depdagri. Harus lebih all out melakukan pendataan di pilpres,” pungkasnya.
Sumber: Inilah.com
PD Rangking Satu, Angka Golput Mencapai 28 Persen
Jakarta – Lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam hasil quick count sementara menyebutkan Partai Demokrat sebagai pemenang Pemilu. Sementara angka pemilih golput mencapai 28 persen.
“Dari 2.000 TPS di 33 provinsi yang kita pantau, data yang sudah masuk sekitar 87 persen dan data golput ada 28 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI Denny JA dalam jumpa pers di kantornya Jl Pemuda Raya No 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (9/4/2009) malam.
Menurut Denny, saat ini Partai Demokrat memperoleh sekitar 20,36 persen perolehan suara. Namun Denny mengatakan, untuk peringkat dua dan tiga belum bisa ditentukan, karena Partai Golkar dan PDIP perolehan suara masih bersaing tipis, yaitu 14,77 persen dan 14,54 persen.
“Jadi rangking dua dan tiga ditempati Partai Golkar dan PDIP, kita belum bisa tentukan yang mana karena selisihnya masih di bawah margin error,” jelasnya.
Sementara, PKS menduduki peringkat keempat dengan perolehan suara sementara 7,92 persen, PAN 6,05 persen, PPP 5,4 persen, Partai Gerindra 4,19 persen, Hanura 3,55 persen dan partai lainnya ditotal 17,91 persen. “Jadi hampir semuanya ada sembilan partai lama yang masuk parliamentary threshold, kecuali Partai Hanura dan Gerindra,” ungkapnya.
Denny menambahkan, hampir semua partai lama cenderung menurun perolehan suaranya pada Pemilu 2009 kali ini, kecuali PKS dan PAN yang cenderung stabil. Sementara Partai Demokrat terus menaik termasuk partai baru seperti Gerindra dan Hanura.
“Ini berbeda dengan perolehan suara Pemilu 2004 yang dimenangkan Partai Golkar sebanyak 21,58 persen, PDIP 18,53 persen, PKB 10,57 persen dan Partai demokrat 7,45 persen,” ujarnya.
Sumber: pemilu.detiknews.com
Zonapikir: Angka Golput ini menunjukkan mayoritas rakyat sudah merasa apatis terhadap perubahan yang akan terjadi melalui sistem pemilu.
Mengapa rakyat Apatis? karena disetiap pemilu yang mengalami pergantian hanyalah sosok para wakil rakyat dan pemimpinnya saja, sementara akar permasalahan bangsa ini sehingga belum dapat menyebarkan kesejahteraan bagi rakyatnya adalah terletak dari penerapan sistem yang salah. Yaitu Sistem Kapitalisme, dimana dengan sistem ini semakin menjadikan jurang pemisah antara penduduk kaya dan penduduk miskin semakin jauh, penyebaran distribusi pendapatan yang tidak merata kepada rakyat, pengelolaan kekayaan alam yang seyoyanya diperuntukkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, dijual seenaknya kepada swasta maupun asing dengan alasan demokrasi.
Oleh karena itu tidak cukup hanya dgn pergantian sosok wakil rakyat maupun pemimpin rakyat, tetapi juga perubahan sistem kehidupan dengan meninggalkan jauh-jauh sistem Kapitalisme beserta teman-temanya seperti Demokrasi, Liberalisme, Sekularisme, menuju ke satu-satunya sistem yang diridhoi oleh Allah Swt, sebagai Pencipta manusia, yaitu Sistem Islam melalui bingkai Daulah Islamiyah.