Ketika membuka facebook saya, ada pesan/tulisan menarik yang saya dapatkan dari salah seorang teman yang mengirimkan tulisan dari sebuah milis yang diikutinya, tulisan itu berjudul “Bila Nyawa Telah di Download”, isinya sebagai berikut;
Ada yang menarik ketika BJ Habibie menjelaskan tentang kepergian istri tercintanya, Ibu Ainun, dalam buku terbarunya. Dia menjelaskan dengan istilah-istilah teknologi, ciri bapak yang satu ini banget. Habibie menggambarkan ketika Ibu Ainun meninggal sejatinya Tuhan telah “mendownload” nyawa (roh) nya. Habibie mengatakan bahwa manusia itu seperti komputer yang terdiri atas hardware dan software (Operating System). Hardware-nya adalah tubuh dan software-nya adalah roh atau nyawa.
Bagi kita yang pernah mempunyai komputer yang rusak parah dan tidak bisa dipergunakan lagi dan kita ingin memback-up data, tentunya akan gampang memahami kematian. Hardware komputer seperti raga manusia. Saat hardware tidak bisa digunakan lagi maka komputer harus dibuang. Begitu juga bila raga telah rusak dan mati maka jasad harus dikubur.
Namun roh itu seperti software, bukan software sembarangan, tapi sowftware cerdas alias intelligent software. Boleh saja computer rusak, dan kemudian dibuang tapi data dan software masih bisa didownload untuk di back up. Begitu pula saat manusia mati, jasad akan rusak, namun roh ini bisa didownload dan akan tetap ada. Tuhan akan “mendowload” dan menyimpan roh (intelegent software) ini menjadi data abadi di tanganNya. Seperti saat kita menyedot data menggunakan bluetooth, berkendara gelombang elektromagnetik, tanpa perantara, menembus batas ruang.
undefined
Setaip detail data akan terekam dan tersimpan dengan sempurna
Bukan hanya itu, bagi kita yang setiap hari sering simpan-menyimpan data dalam flashdisk atau hardisk akan sangat gampang memahami bagaimana mudahnya Tuhan menyimpan data-data kehidupan kita yang sangat banyak. Kita saja saat ini mampu menyimpan data yang sangat besar dan mengkompresnya kemudian menyimpanya dalam tempat yang kecil. Bila, manusia saja mampu merekam sebegitu besar data dan menyimpanya menjadi bentuk yang mungil, tentunya mudah bagi Tuhan untuk merekam dan mengabadikan semua rekam jejak milyaran manusia, mulai sejak Nabi Adam. Malaikat Rokib dan Atit bukan hanya mencatat tapi juga dengan mudah memvideokan setiap detail tindakan milyaran individu-invidu dan menyimpanya menjadi data yang mungil, kecil. It is very easy for Me (God said)
Apalagi, bila kita sering mengoperasikan computer dan mengetahui istilah history atau register, mudah bagi kita memahami bagaimana Tuhan akan mengetahui apa-apa yang telah kita lakukan. Dalam history software computer, bila kita buka, kita akan mengetahui digunakan untuk apa saja, dan telah membuka apa saja software tersebut. Begitu pula bila nyawa kita adalah software, maka sejatinya ada historical yang disimpan oleh software ini, tentang apa-apa yang telah dilakukan dan apa yang difikirkan. Masuk akal kan?
Kemudian saat kita meninggal, Tuhan akan mendownload nyawa kita, berikut dengan informasi detailnya (historical). Semua detail akan tersimpan dengan sempurna, tak ada satupun yang luput.
Hingga pada saatnya tiba, saat kita dikumpulkan di padang mahsyar, software akan di reinstall, semua data akan dibuka ,semua dipertontonkan kepada kita. Apa-apa yang pernah kita lakukan akan terbuka semua. Rekaman-rekaman video malaikat Rokip-Atit yang selama ini disimpan akan diputar. Kita akan melihat semua video-video diri kita itu. Dan tentunya kita akan dimintai pertangung jawaban. Masuk akal bukan? Semua tak ada yang luput.
===***===
Namun kita sebagai manusia bukanlah komputer. Komputer tidak bisa memilih suatu hal baik atau buruk, sementara kita sebagai manusia diberikan bekal oleh Allah Swt. akal yang mampu memilah mana saja hal yang baik dan mana saja hal yang buruk.
Permasalahannya bagaimana agar kita bisa memilih hal-hal yang baik dan menghindari hal-hal yang buruk. ?
Tentu jawabannya hanya satu yaitu dengan MENUNTUT ILMU, sehingga kita semakin tahu mana yang baik dan mana yang buruk, semakin tahu mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan, mana yang boleh dimakan-minum dan mana yang tidak, dan lain sebagainya. Serta terhindar dari perhitungan hisab yang akan merugikan kita kelak di Yaumul Hisab